Buah Strawberry Pertama


(Dokumentasi pribadi)

Betapa gembiranya saat mendapatkan pemandangan yang sangat menyegarkan mata pagi ini. Wall planter tumbuh subur makmur. Bahkan strawberry yang kupindahkan saat berbunga kini sudah berbuah. Cantik sekali warna buahnya.

Tadinya aku ragu apakah bisa tanaman yang sedang berbunga dan tumbuh subur itu bisa beradaptasi di lahan yang lebih sempit di wall planter. Dengan ukuran kantong planter yang hanya selebar telapak tangan tentu saja sangat minimalis bagi tanaman yang sudah biasa berada di dalam pot. Apalagi dengan media tanam yang sangat ringan seperti sekam bakar ini tambah membuatku berpikir negatif tentang nasib tanaman-tanamanku tersebut.

Di tempat sebelumnya mereka dipeluk hangat oleh campuran tanah yang diberi pupuk baik kompos maupun pupuk kandang. Tak jarang cacing tanah ikut membentuk keluarga di antara campuran media tanamnya dan membuatnya semakin subur.

Sementara di wall planter, mereka hanya dipeluk oleh sesendok sekam bakar yang tak mungkin dihuni cacing. Hanya bermodalkan air hujan, air beras, dan sedikit cairan pupuk lainnya mereka hidup bertahan di sana.

Pagi ini aku melihat daun-daun hijau mereka tumbuh dan mulai terlihat keluar dari kantongnya. Ranting-ranting muda melati dan mawar pun mulai tumbuh. Lidah buaya pun semakin berkembang. Sementara itu, kumpulan anggrek yang juga ditanam di wall planter hanya dengan sisa sabut kelapa, dan arang ikut melambai manja di bawah lindungan dahan mangga. Beberapa hari ke depan aku yakin sekali buah strawberry yang kini masih berwarna jingga masak. Tak lama lagi aku bisa mencicipi nikmatnya buah strawberry tersebut.

(Karadenan, 16 Oktober 2020; 07:17 wib)

#Day4AISEIWritingChallenge
#gareulis_gln_jawabarat
#smafour

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *