Oleh Neneng Hendriyani
Sejak digulirkannya kebijakan baru mengenai naik pangkat bagi ASN terutama tenaga pendidik, jumlah penulis yang berasal dari profesi ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini wajar karena banyak sekali komunitas profesi seperti IGI, PGRI, dan komunitas berbasis gerakan literasi yang mengadakan pelatihan menulis buku bagi para guru. Pelatihan ini tersebar tidak hanya di ibukota negara tetapi juga sampai ke seluruh penjuru tanah air. Tak hanya dilakukan secara tatap muka dengan duduk bersama di aula-aula gedung tetapi juga secara virtual dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, seperti zoom, YouTube, dan lain-lain.
Tujuan pelatihan-pelatihan tersebut sama. Yaitu membangun motivasi dan kesadaran para pelaku pendidikan untuk menulis buku.
Tak perlu banyak-banyak, cukup bisa menulis satu judul buku saja sudah membuat para panitia bangga dan bahagia. Nama-nama penulis baru tersebut pun dipajang di berbagai banner beda ukuran di berbagai tempat. Para pejabat daerah pun didorong memberikan penghargaan atas kerja keras para penulis pemula tersebut. Meskipun hanya secarik piagam penghargaan cukuplah itu semua memberikan kebahagiaan dan kebanggaan bagi guru penulis pemula.
Seiring bertambahnya jumlah guru yang terjun ke dunia tulis menulis maka pengetahuan mereka terhadap perbukuan pun dituntut untuk lebih luas. Mereka tidak hanya perlu mengantongi sejumlah kompetensi dalam menulis tetapi juga memahami anatomi buku dengan baik. Ini perlu dilakukan agar mereka sadar betul bagaimana menghasilkan buku yang benar-benar bagus dan berkualitas. Sehingga buku yang mereka tulis memiliki nilai lebih yang dapat berguna bagi masyarakat luas. Tentu saja tidak hanya terbatas memenuhi persyaratan kenaikan pangkat dan memenuhi angka kredit semata.
Pengetahuan dan pemahaman mengenai anatomi buku ini sangat ditekankan bagi para penulis. Tak terkecuali guru yang sudah bertekad terjun ke bidang penulisan. Dengan mengetahui anatomi buku maka diharapkan mereka dapat menulis sesuai dengan anatomi buku yang ingin mereka hasilkan.
Untuk lebih memahami apa itu anatomi buku mari simak penjelasan berikut.
Anatomi buku artinya bagian-bagian buku yang harus ada di dalam buku sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Layaknya anatomi tubuh manusia, anatomi buku ini menjelaskan tentang letak dan hubungan antar bagian buku.
Anatomi buku ini penting sekali bagi penulis dan pembaca. Anatomi buku bagi penulis jelas membantu penulis dalam menentukan apa saja yang perlu ditulis di tiap bagian anatomi tersebut. Sehingga kesalahan teknis penulisan karena kesalahan menulis pada bagian tertentu dapat dihindari.
Anatomi buku bagi pembaca pun jelas sangat penting. Pertama, anatomi buku membantu pembaca menemukan informasi yang diperlukan di dalam buku. Selain itu, pembaca juga bisa memilih bacaan yang diinginkan dan dibutuhkannya dengan cepat dengan menggunakan prinsip anatomi buku.
Kedua, anatomi buku membantu pembaca dalam menikmati isi buku dengan mudah. Selain itu dengan hanya melihat bagian yang penting dari bagian buku tersebut pembaca tahu bahwa buku tersebut memang worth buat dia.
Oke agar para penulis paham anatomi buku yuk simak penjelasan berikut ini.
Mari kita mulai dengan membahas anatomi buku dari bagian paling depan ya. Yaitu, sampul buku alias kover.
Kover atau sampul buku adalah bagian utama yang dilihat oleh pembaca. Ini adalah bagian yang harus digarap dengan serius oleh penerbit. Mengapa? Karena bagian ini benar-benar mewakili isi buku dan menentukan kualitas penerbit buku itu sendiri.
Pada bagian kover atau sampul terdapat judul buku, nama penulis yang menulis isi buku secara keseluruhan, nama penerbit yang menerbitkan buku, dan kode unik ISBN (internasional serial book number).
Desainer sampul atau cover designer memiliki tugas yang cukup berat dalam mencitrakan isi buku ke dalam selembar sampul buku.
Imajinasi yang kuat ditambah rasa estetika dibutuhkan untuk mendesain sampul buku yang bagus. Bagus saja tidak cukup sebenarnya. Sampul buku yang baik harus memenuhi kriteria di atas. Yaitu, berisi judul buku, penulis, penerbit, dan ISBN.
Desain sampul yang apik adalah bagian anatomi buku yang paling penting dan tidak bisa diabaikan. Bagaimana buku tersebut laris di pasaran juga bergantung dari sampulnya. Desain yang ciamik, keren, dan unik biasanya lebih marketable daripada yang biasa-biasa saja dan cenderung asal jadi.
Anatomi buku yang kedua adalah halaman pertama setelah sampul buku. Pada bagian ini terdapat judul buku, nama penulis dan logo penerbit. Halaman ini disebut halaman judul atau halaman Prancis atau France title.
Bagian ketiga dari anatomi buku adalah halaman kosong setelah halaman pertama tadi. Halaman kedua ini umumnya dibiarkan kosong oleh penerbit. Barulah pada halaman ketiga berisi halaman yang seringkali disebut halaman copyright atau halaman hak cipta. Halaman ini berisi judul buku, nama penulis atau penerjemah, nama penyunting/editor, nama desainer sampul, nama ilustrator, nama lay outer, identitas penerbit, ISBN, tahun terbit, cetakan atau edisi cetakan, nama pencetak (bisa jadi diisi dengan nama penerbit, kadang nama percetakan yang mencetak buku tersebut), jumlah halaman, dan periode terbitan buku.
Bila buku yang ditulis adalah buku hasil terjemahan atau saduran maka halaman ini berisi sedikitnya keterangan mengenai judul asli, nama penulis asli, dan nama penerbit asli buku tersebut. Pada bagian bawahnya biasanya terdapat kutipan yang berisi peringatan mengenai pelanggaran hak cipta.
Selanjutnya, halaman berikutnya dibiarkan kosong. Artinya hanya halaman sebelah kanan saja yang diisi. Nah halaman kanan ini diisi oleh kata-kata persembahan. Umumnya halaman ini dikenal dengan nama halaman persembahan atau dedication sheet. Penulis mencantumkan semua pihak yang menurutnya penting dan berarti baginya di halaman ini.
Tokoh-tokoh yang umum disebutkan di halaman persembahan adalah orang tua, pasangan hidup, anak, guru, teman, dan kolega.
Kata-kata yang biasa digunakan pada halaman ini adalah “Buku ini dipersembahkan untuk ….”
Apabila tidak ada tokoh yang ditulis di halaman ini bukan berarti halaman ini lantas tidak ada dalam anatomi sebuah buku. Penulis biasanya memanfaatkan ruang kosong pada halaman ini dengan menulis kalimat-kalimat motivasi, atau mutiara yang menjadi motto hidupnya. Intinya penulis ingin menyampaikan amanat atau pesan moral kepada pembaca mengenai sesuatu yang dianggapnya penting dan mewakili isi tulisan pada buku tersebut secara keseluruhan.
Setelah halaman persembahan maka halaman berikutnya adalah halaman yang boleh ada, boleh tidak. Halaman ini dinamakan halaman ucapan terima kasih. Mengapa dinamakan demikian? Karena pada halaman ini penulis mencantumkan semua nama tokoh yang telah berjasa kepadanya sehingga buku tersebut lahir dan sampai ke tangan pembaca. Nama-nama tokoh yang ditulis di sini umumnya lebih dari lima orang. Bila kurang dari itu maka penulis biasanya menuliskannya di bagian prakata.
Nah, bagian anatomi buku berikutnya adalah halaman sambutan. Tokoh yang memberikan sambutan dalam buku adalah tokoh yang dianggap penting dan memiliki kedudukan resmi. Misalnya penulis menulis buku yang diangkat dari kegiatan sehari-hari di sekolahnya, maka tokoh yang memberikan sambutan adalah atasan tempat dia bekerja di sana. Yaitu, kepala sekolah.
Halaman sambutan ini bersifat opsional, ya. Artinya boleh ada, boleh tidak. Penulis tinggal menyesuaikan saja.
Anatomi buku berikutnya adalah halaman pengantar. Dalam bahasa Inggris halaman ini disebut Foreword. Di sini orang yang dianggap kompeten pada tema yang diangkat di dalam buku tersebutlah yang menulis kata pengantar. Untuk antologi biasanya editor buku yang memberikan kata pengantar.
Sesudah kata pengantar barulah prakata. Halaman prakata diisi oleh penulis. Di sini penulis menyampaikannya rasa syukurnya kepada sang pencipta yang telah memberikannya kesempatan, kemampuan, dan lain sebagainya untuk menghasilkan karya berupa buku. Pada paragraf selanjutnya penulis biasanya menceritakan sekilas tentang isi bukunya, latar belakangnya, dan harapan terhadap buku tersebut.
Sesudah itu barulah kita masuk ke bagian anatomi buku preliminaries alias pendahuluan yang terakhir dari sebuah buku. Yaitu, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar.
Pada bagian daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar penulis hanya mencantumkan judul dan anak judul beserta halamannya saja. Ini berfungsi untuk memudahkan pembaca mencari informasi yang dibutuhkan secara cepat.
Itulah bagian anatomi buku pendahuluan alias preliminaries yang perlu diketahui penulis. Kini, mari kita simak penjelasan mengenai anatomi buku berikutnya yang tak kalah penting. Yaitu, bagian inti buku. Bagian inti buku ini terdiri atas bab, dan sub-subbab. Pada bagian inti buku ini penulis menulis berbagai hal secara runtut, jelas, dan tepat.
Setelah preliminaries alias anatomi buku awal, dan inti di atas barulah penulis masuk ke bagian anatomi buku yang paling akhir. Anggotanya adalah daftar pustaka, glosarium, lampiran, indeks, dan biografi singkat penulis.
Pada daftar pustaka penulis menuliskan semua sumber yang dijadikan referensi dalam menulis buku tersebut. Tata cara penulisan daftar pustaka ada beberapa macam. Sesuaikan dengan isi buku tersebut.
Glosarium adalah halaman khusus yang berisi daftar istilah yang dianggap belum familier. Sebagian orang menganggapnya sebagai kamus singkat. Pada bagian ini penulis memberikan penjelasan singkat mengenai istilah-istilah yang belum familier yang ditemukan di dalam naskah buku yang ditulisnya. Bagian ini bersifat opsional.
Lampiran terdiri atas beberapa halaman yang berada setelah glosarium. Isinya tentu saja berbagai hal yang dianggap penting dan mendukung isi buku.
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang dikelompokkan oleh penulis secara alfabet di mana di ujung kata atau istilah tersebut terdapat nomor halaman. Nomor halaman ini berfungsi memudahkan penulis mencari kata atau istilah tersebut di dalam buku.
Biografi singkat penulis adalah anatomi buku terakhir yang perlu diperhatikan penulis. Pada bagian ini penulis tidak hanya menampilkan foto dirinya dalam bentuk close up tetapi juga narasi singkat mengenai perjalanan hidupnya. Umumnya penulis mencantumkan riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, riwayat prestasi, bahkan nama-nama buku yang telah dihasilkan sebelumnya. Penulis mengakhiri tulisan di bagian anatomi buku ini dengan mencantumkan email atau nomor kontak yang bisa dihubungi pembaca.
Demikianlah penjelasan mengenai anatomi buku yang perlu diketahui penulis. Semakin penulis tahu anatomi buku maka penulis lebih mampu menghasilkan karya tulisnya dengan lebih baik.
(Bogor, 28 Mei 2021; 8:37 pm)