SENANDUNG RINDU: BOGORKU, BOGORMU, BOGOR KITA: MEMAKNAI BOGOR MELALUI PUISI

Ini adalah antologi puisi yang ditulis oleh guru KPLJ Bogor. Di antaranya ada yang mengajar di SD, SMP, SMA, dan SMK. Tema yang diangkat dalam buku ini adalah segala sesuatu tentang Bogor; kuliner, budaya, sejarah, dan wisata.

BOGOR DAHULU KALA
Karya : Neneng Hendriyani

Bogor dahulu kala
Pajajaran berkuasa
Siliwangi Raja Diraja
Sosok penuh wibawa
Santun, Bersahaja, Gagah perwira,
pelindung dan pengayom jiwa
Tanah Sunda Berjaya
Seantero nusantara
Lewati masa demi masa

Bogor dahulu kala
Hijau makmur sentosa
Petani kaya raya
Semua bahagia
Tak ada tangis derita

Bogor dahulu kala
Tempat meneer bersuka cita
Berdendang berdansa
Tak jauh dari batavia

Bogor dahulu kala
Istana tak hanya rumah penguasa
Rakyat bebas bersua dan bersuara
Cerita tentang lara duka nestapa

Bogor dahulu kala
Di sini aku bercerita
Tentang asa dan cinta
Tuk bogor slalu jaya slamanya
(Karadenan, 02 Mei 2017)

MAKAM DI KEBUN RAYA
Karya : Neneng Hendriyani

Kawan, tahukah kau
di tengah kotaku ada taman
Taman nan unik, indah dan sejuk
Tempat rehat jiwa yang lelah
Tempat menyepi jiwa yang sepi
Tempat cerita jiwa yang bahagia
Bersama disana berdendang bercerita
Di bawah rimbunnya pepohonan raksasa

Kawan, tahukah kau
Di tengah taman ini ada pusaka
Tanda mata ditinggal masa
Belahan jiwa sang penguasa
Belahan hati sang empunya cerita
Banyak pula orang berjasa

Mereka ada sebagai tanda
Di suatu masa pernah berjaya
Memeluk cita demi sunda
Merajut kasih demi tugas negara
Mereka enggan kembali
Memilih abadi di sini
Di bumi Siliwangi

Mereka cinta bumi pertiwi
Meski kini ganti nama
Ganti pula penguasa
Mereka tetap ada
Ditengah taman raya
Bernama dan tak bernama
Menjadi saksi berkembangnya kota
(Karadenan, 02 Mei 2017)

AKULAH MAUNG PAJAJARAN
Karya : Neneng Hendriyani

Akulah Maung Pajajaran
Berdiri tegak di depan kantor praja
Simbol utama keberanian dan semangat
Berdiri tegak menantang
Pantang pulang sebelum menang
Pantang kalah sebelum perang
Tak hilang lekang di makan zaman
Akulah Maung Pajajaran
Putih jiwaku
Merah darahku
Setia selalu tuk mu
Berdiri tegak menantang
Pantang pulang sebelum menang
Pantang kalah sebelum perang
Tak hilang lekang di makan zaman
Kerana akulah Maung Pajajaran
(Karadenan, 02 Mei 2017)

DI TUNGGUL KAWUNG
Karya : Neneng Hendriyani
Di tunggul kawung Aku berdiri
Menatap mega menantang mentari
Bersimbah keringat bermandi cahya
Ditengah terik kota
Ku menanti

Di tunggul kawung Aku berdiri
Tegak bersama ribuan anak negeri
Bersumpah tuk tetap disini
Setia bersama hingga mati

Tak kan goyah aku berpijak
Tak kan lemah aku memihak
Padamu aku berjanji
Bersama ribuan anak negeri
Tegak berdiri di tunggul kawung hingga nanti
Engkau pergi tak kembali
(Karadenan, 05 Mei 2017)

JEJAK MASA LALU
Karya : Neneng Hendriyani

Jangan bilang kau tak tahu
Palagi tak mau tahu
Tataplah aku, lihat dan kenali diriku
Kita ada di tempat yang sama
Meski masa telah berbeda

Aku ada sejak dulu berdiri menatapmu
Menunggang kuda berlari berlomba
Dengan mesin ribuan kilo jelajah waktu
Di sirkuit tempat ku dulu berpacu

Aku masih disini menatapmu
Bersandar di kursi malas menunggu
Hangat mentari malu mencumbu
Tak henti manjakanmu
Bagai bayi mencari sang ibu

Dan Kau! Jangan bilang kau tak tahu
Siapa yang membangun kotamu
Tunggul kawung, pakuan tempo dulu
Situ Cikaret di tepi P-U
Situ Kibing di Pabuaran aku tahu
Masa kau tak tahu!

Malulah jika masih berulah
Laksana kura dalam perahu
Kujang sakti warisan Sang Prabu
Penghias megahnya kotamu
Aku tahu!

Jangan bimbang jangan ragu
Tatap kenali aku
Aku ada menatapmu
Dari lorong lorong waktu
Sekadar membawamu
Pada jejak masa lalu
(Karadenan, 05 Mei 2017)

PUSAKA SILIWANGI
Karya : Neneng Hendriyani
Disini di tanah ini pusaka berada
Titipan leluhur tuk seluruh negeri
Bogor nan makmur,
Bogor nan bersahaja
Bogor molek berseri berganti rupa

Disini di tanah ini Siliwangi memberi
Pusaka keramat yang harus di rawat
Sunda prayoga, tohaga, sayaga
Semangat juang tertanam di dada tua muda
Tuk bangun, bangkit bersama
Bogor jaya, Bogor perkasa

Disini di tanah ini
Pusaka dijaga
Titah Raja, titah Maha Kuasa
Bersatu berbakti tuk negeri
Tiada ingkar tiada lupa
Bogor nan makmur
Bogor berjaya
Kini dan nanti hingga anak cucu kita
(Karadenan, 05 Mei 2017)

EDI YOSO MARTADIPURA
Karya : Neneng Hendriyani
Disini kau berdiri
Berseragam putih berseri
Menatap lembut
Menyapa hangat
Menggenggam erat
Tak hanya pejabat

Disini berpuluh tahun lalu
Kau ada, berdiri dedapanku
Kobarkan semangat dalam dada
Menggebu, merangkai asa

Ya, disini kau dulu ada
Berjabat denganku sekadar menyapa
Hendak jadi apa besar nanti
Tengoklah aku nanti tiada
Jaksa pun berganti tak hanya aparatur negara

Hendak jadi apa besar nanti ulangnya?
Malu-malu aku menjawab
Hendak menjadi seperti dirimu
Wahai Bapak Edi Yoso Martadipura
(Karadenan, 02 Mei 2017)

SMK NEGERI 1 CIBINONG
Karya : Neneng Hendriyani

Tahun baru berganti
Milenium baru membumi
Cahyanya masih berpijar
Keperakan di kaki fajar
Saat ku lihat ia datang
Membawa papan terang benderang
Bersukacita seluruh warga
Bergemuruh sorak sorai membahana
Di karadenan ada es em ka

Ini bukan yang pertama, Kawan!
Di Gunung Putri saudara tua
Ini adik paling dicinta
Disini semua diterima
Belajar otomotif juga pe ka
Ai ti juga mesin, semua lengkap tersedia

Tujuh belas tahun sudah usia
Tak lagi balita meski ia masih belia
Semua masih sama hanya berganti nama
Intinya pe ka jadi te ka ka
Otomotif jadi te ka er
Ai ti punya anak tiga; er pe el, te ka je, juga multi media

Tinggal mesin masih setia
Tak ikut berganti nama
Inilah adik paling dicinta
SMK Milenium dulu namanya
Kini berganti nama
Satu cibinong tetap jaya!
(Karadenan, 05 Mei 2017)

AKU BUKAN PRIBUMI
Karya : Neneng Hendriyani

Aku bukan pribumi
Meski aku lahir besar disini

Aku bukan pribumi
Meski kakek buyutku mati disini
Lihat aku, apa aku pribumi?
Mataku sipit, kulitku terang

Hoi, kau yang disana!
Sering kau bilang aku bukan pribumi
Padahal aku ikut berjuang

Kau bilang aku tak sama
Hanya karena mata kita beda

Lagi, kau teriak: aku bukan pribumi
Meski kakek buyutku memilih makamnya disini
Di belakang pasar, di tepi setu
Di tempat biasa kau lalu
Selepas belanja lauk pauk

Aku tak tahu
Aku hanya tahu
Setiap senin aku bersepatu, berbaris dan bernyanyi
bersamamu
Indonesia Raya juga laguku
Setidaknya itu yang ku tahu
Indonesia tumpah darahku!
Cibinong tempat nenek moyangku!
(Karadenan, 05 Mei 2017)

STADION PACIRA
Karya : Neneng Hendriyani, M.Pd

Awal aku membaca
Aneh namamu di telinga
Stadion besar nan megah
Di tengah ibu kota

Pacira, ya pacira
Entah apa artinya
Hanya singkatan belaka
Apa punya makna?

Pakansari Cibinong Raya
Singkat nian ternyata
Nama tempat dimana kau ada
Disingkat PACIRA
(Karadenan, 05 Mei 2017)