WAHAI PUTRIKU

Oleh: Neneng Hendriyani, M.Pd

Wahai putriku
Kenalkah kau padaku?
Aku lahir di Cicalengka, 4 Desember 1884 lalu
Jauh sebelum Kartini ada
Jauh sebelum negeri ini merdeka
Bahkan jauh sebelum kau punya nama

Tahukah kau siapa aku?
Aku anak bupati yang ternama
Ayahku Raden Rangga Somanagara
Ibuku R.A. Rajapermas
Ayahku di buang Belanda
Ibuku ikut serta
Tinggalkan aku dan para saudara
Ikut paman ke Tasikmalaya
Hingga ayahku tiada

Kenalkah kau padaku
Wanita sederhana berbalut kebaya
Dengan konde khas tatar Sunda
Senang bermain drama
Di halaman pendopo ibukota
Menjadi guru mencari siswa
Mengajar menulis juga membaca
Dengan alat yang serba sederhana
Hingga suatu masa ku bangun sekolah

Sekolahku sekolah pertama
Di sini di tanah Hindia Belanda
Bukan ‘tuk semua
Cuma untuk anak wanita

Kuajari mereka tulis baca
Basa Sunda juga bahasa Belanda
Merajut, menjahit, merenda
Memasak, mencuci hingga semua bisa
Tak ada yang terlupa

Aku ingin kaumkku maju
Bukan untuk menjadi nomer satu
Apalagi menjadi Ratu

Aku ingin kaumku mandiri
Bisa tegak berdiri sejajar saling mengisi
Bukan untuk menyaingi
Tapi menyiapkan generasi demi generasi

Bila kaumku pintar
Sudah pasti generasi berikutnya pintar
Bila kaumku baik pasti lahir generasi baru yang baik
Begitu seterusnya
Begitu yang ku mau
Begitu usahaku
Hingga ajal menjemputku; 11 September 1947

Wahai putriku
Kini kau tahu siapa aku
Cam ‘kan nasihatku:
Jangan lagi lupa dan malu
“kita adalah wanita, kita penjaga keutuhan keluarga, kitalah tiang negara, dari kita untuk negara, untuk dunia!”

Puisi ini terdapat dalam buku antologi MENGHIDUPKAN RUH DEWI SARTIKA DALAM JIWA PARA GURU (SERI PUISI), 2017:120. ISBN 978-602-5434-21-1