Menulis Di Blog? Why Not!

Oleh: Neneng Hendriyani

Menulis blog? Why not! Ini adalah jawabanku sejak pertama kali memutuskan kuliah pada program Pascasarjana 2010 lalu.

Saat itu ada satu mata kuliah yang mendorong mahasiswanya wajib membuat blog. Blog tersebut wajib diisi dengan berbagai tugas mata kuliah tersebut dalam bahasa Inggris.

Ada banyak tantangan yang dihadapi saat itu. Sebagai newbie tentu saja trial and error menjadi hal yang biasa dalam menulis blog. Terutama bagiku. Sudah menjadi kebiasaan untukku sendiri untuk langsung mengerjakan tugas dalam bentuk artikel berbahasa Inggris di blog secara langsung. Akibatnya, jaringan internet yang kurang stabil seringkali membuat down dalam merampungkan tugas tersebut. Belum lagi faktor lainnya seperti kesalahan penulisan dan penggunaan aturan penulisan yang baku turut serta menghantui pikiran bawah sadar saat itu.

Meskipun demikian, entah mengapa aku menyukai tantangan tersebut. Menulis langsung di dalam blog memiliki kesenangan tersendiri. Jauh berbeda bila sebelumnya menulis di Microsoft word lalu dipindahkan ke blog. Nggak percaya? Buktikan saja sendiri.

Lalu bagaimana bila tiba-tiba di saat menulis di blog penulis mengalami stuck?

Ada banyak tips yang bisa digunakan oleh penulis yang baru mencoba menulis langsung di blog. Di antaranya adalah sebagai berikut.

Pertama, siapkan outline. Outline yang biasa kubuat untuk menulis blog adalah outline kasar. Yaitu sebuah outline yang hanya berisi tema, judul, dan poin-poin utama penulisan saja. Tidak ada sub-sub bagian dalam penulisan seperti yang selama ini ada di dalam daftar isi sebuah buku. Mengapa begitu? Karena dengan menggunakan outline kasar, aku merasa lebih mudah memasukkan berbagai hal secara bebas namun terikat dengan tema secara leluasa di blog.

Kedua, siapkan cemilan dan minuman yang cukup. Selama menulis di blog penulis akan lebih fokus menatap layar laptop atau komputer. Jarang sekali penulis yang bergerak meninggalkan perangkat keras tersebut hanya untuk alasan yang remeh. Termasuk mencari makanan dan minuman. Alasannya klise. Tanggung. Ya, tanggung mau ambil makanan karena ide lagi deras-derasnya mengalir. Bila ditinggal ke dapur khawatir lupa lagi apa yang mau ditulis. Hasilnya, penulis lebih memilih menahan lapar dan haus daripada meninggalkan bahan tulisannya di blog. Dampaknya tentu saja negatif bagi kesehatan tubuh penulis. Selain bisa menderita kelaparan juga bisa menderita sejumlah penyakit. Sebut saja, maag.

Ketiga, siapkan kondisi yang nyaman dan mendukung untuk menulis. Sebagian besar orang menyukai iringan musik dan lagu saat mengerjakan tugas. Termasuk menulis di blog. Pilih saja jenis lagu yang beatnya ringan dan lembut. Menurut sejumlah penelitian, irama musik yang tenang dengan beat ringan dan lembut ini membuat orang yang mendengarnya berada pada kondisi alfa. Ini adalah kondisi di mana otak manusia bisa lebih fokus dan tenang.

Sayangnya untuk tips ketiga ini kurang efektif bagiku pribadi. Lagu-lagu yang lembut nyaris tanpa hentakan justru membuat ngantuk. Solusinya, ku lebih suka memutar lagu-lagu yang sedikit keras dan nge-rock.

Keempat, tetapkan reward dan punishment pribadi. Meskipun kita sendiri yang menulis di blog bukan berarti lantas kita bebas semaunya menulis apa pun yang kita sukai loh. Kita tetap harus memperhatikan nilai-nilai luhur yang berkembang di masyarakat. Termasuk nilai sosial, budaya, dan agama yang diakui di masyarakat. Jangan sampai karena merasa bahwa kita pemilik blog maka kita bebas memasukkan berbagai unsur ke dalam tulisan kita tanpa memandang adanya keragaman suku, agama, ras dan antargolongan. Bila kita melanggar hal tersebut maka kita bisa menerapkan punishment terhadap diri sendiri. Caranya dengan melakukan introspeksi dan menghapus artikel yang telanjur tayang di blog. Sementara untuk reward yang bisa diberikan terhadap diri sendiri setelah berhasil menulis tulisan yang bagus dan bermanfaat bagi sesama adalah mendapatkan hal-hal yang kita sukai. Contoh, menikmati secangkir es krim sambil menonton drama favorit.

Kelima, bagikan link tulisan di blog ke semua jaringan media sosial yang dimiliki. Ini perlu dilakukan sebagai upaya nyata menghargai jerih payah diri sendiri dalam menulis di blog. Jangan pikirkan pendapat orang yang menerima link tersebut. Cukup bisikkan dalam hati bahwa ini adalah cara kita untuk mengajak semuanya membaca dan mengambil manfaat dari tulisan di blog. Usah pikirkan apa yang mereka sampaikan. Pikirkan saja ide-ide selanjutnya yang menarik untuk ditulis.

Dari kelima tips menulis di blog itu ada tips yang paling jitu yang perlu dilakukan. Yaitu, bacalah sebanyak-banyaknya sebelum menulis. Dengan banyak membaca maka penulis akan lebih banyak menguasai kosakata, pemahaman dan pengetahuan terhadap tema yang akan ditulis di blog.

Selanjutnya, tulislah apa yang penulis ketahui dan rasakan sesuai dengan gayanya sendiri. Usah menduplikat tulisan dan gaya orang lain. Itu tidak bagus dan jauh dari kata keren. Jadilah dirimu sendiri dengan menulis di blog. So, menulis di blog? Why not!

(Bogor, 27 Mei 2021; 8:15 pm)