H-5 MENUJU PGP (Pendidikan Guru Penggerak) Angkatan 7 Tahun 2022

Oleh Neneng Hendriyani

Setelah serangkaian kegiatan yang diikuti sejak awal Maret 2022, akhirnya 26 September 2022 keputusan final itu pun keluar. Dengan kop resmi milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dengan nomor surat  2616/B3/GT.00.08/2022 mengenai Pengumuman Kelulusan Hasil Seleksi Tahap 2 Calon Guru Penggerak Angkatan 7 yang ditandatangani oleh Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Drs. Praptono, M.Ed, resmilah aku menjadi salah satu peserta Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 mulai 20 Oktober 2022 mendatang.

Beragam perasaan berkecamuk saat menerima surat tersebut. Ada rasa bahagia bercampur bingung. Bahagianya karena apa yang sudah diperjuangkan selama proses seleksi membuahkan hasil yang tidak mengecewakan semua pendukung. Ya, mereka yang menjadi pendukungku mengikuti program ini adalah atasan dan keluarga. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yang juga PGP (Pendidikan Guru Penggerak) Angkatan 4 menyalamiku bahagia. Pun, Kepala Sekolah. Aku tak tahu hendak bagaimana sikap mereka bila aku tidak lulus seleksi program ini. Membayangkannya saja membuatku menahan napas.

Rasa bingung seketika memang terlihat di air mukaku yang saat itu sedang menguji penilaian projek P5 Tema 1 Gaya Hidup Berkelanjutan di lapangan utama sekolah. Terbayang betapa sibuknya nanti bila jadwal pelatihan sudah dimulai dan aku sendiri selain sebagai guru juga sebagai anggota Komite Pembelajar Kurikulum Merdeka. Alamak, bisa nggak ada waktu kosong buat nge-mall bersama sohib terkece deh.

Napas yang panjang menandai proses penerimaan yang agak sulit di dalam jiwaku. Sebagai ibu dari lima anak yang sedang butuh perhatian aku sadar betul proses pendidikan guru penggerak sedikit banyak akan menyita waktu yang sedianya kujadwalkan untuk mereka. Aku hanya bisa pasrah. Allah SWT pasti memiliki skenario terbaik bagiku. Ainul yaqin.

Beberapa jam setelah pengumuman resmi dirilis di berbagai media social dan WhatsApp group, secara alamiah aku kemudian bergabung dengan beberapa WhatsApp Group PGP (Pendidikan Guru Penggerak) 7. Ada yang tingkat nasional, provinsi, kabupaten, dan beberapa teman dekat. Kemaruk? Tidak juga. Sebagai pemula tentu saja aku haus informasi. Dari seluruh grup tersebut aku dan rekan-rekan seperjuangan saling berbagi informasi terkait beragam hal tentang PGP 7. Kesamaan tujuan menyatukan kami yang notabene berasal dari beraneka macam perbedaan; wilayah, bahasa, budaya, mata pelajaran, jenjang pendidikan, dan lainnya. Tujuan kami satu; daftar bersama, seleksi bersama, lulus pun bersama-sama. So sweet.

Hampir beberapa jam sekali semua grup itu aktif mewartakan perkembangan terakhir SIMPKB. Sepertinya seluruh grup itu menyita semua perhatianku. Beberapa informasi penting langsung kubintangi dan sisanya clear chat. Sesekali pula aku mengintip perkembangan SIMPKBku memeriksa apakah yang disampaikan rekan-rekan benar adanya. Ya, kami saling bertukar informasi tentu saja.

Lima hari lagi pembukaan resmi program pendidikan ini pun akan dibuka. Surat resmi yang lagi-lagi kuterima dari WhatsApp Group PGP (Pendidikan Guru Penggerak) Angkatan 7 tersebut membuatku tersentak. Jadwal resmi pembelajaran sudah rilis, Bung! Tidak ada lagi waktu santai.

Dengan nomor surat 2748/B3/GT.00.08/2022 mengenai Persiapan dan Jadwal Pelaksanaan PGP (Pendidikan Guru Penggerak) Angkatan 7 Tahun 2022 tertanggal 10 Oktober 2022 yang ditandatangani oleh Pejabat yang sama membuatku sadar sesadar-sadarnya. Ini bukan main-main. Aku harus berbenah.

Langkah awal menghadapi sederetan modul yang perlu dipelajari hingga akhir tahun 2022 ini adalah memeriksa ulang laptopku tercinta. Semua file terkait PGP (Pendidikan Guru Penggerak) Angkatan 7 ini kurapikan kembali. Beberapa bukti karya tulisku pun kuperiksa dan kurapikan. Bahkan, beberapa file pendukung kenaikan pangkat ke 4C pun tak luput dari sasaran pembenahan. Ya, aku tidak boleh main-main. Usiaku sudah tak lagi muda. Aku ingin menutup karierku dengan catatan gemilang, sebagai guru yang berhasil bergerak dan menggerakkan semua orang terutama siswa-siswaku. Menjadi teladan bagi mereka untuk terus mencari ilmu hingga akhir hayat. Menjadi long life learner yang sesuai dengan sunnah Rasul. Dalam hati aku berdoa, semoga Allah SWT memudahkan semua proses pendidikan ini dan memberikanku pertolongan dalam menyelesaikannya dengan hasil yang sangat memuaskan. Aamiin yra.

(Bogor, 15 Oktober 2022)

Sakit adalah Rahmat, Tips Sehat Ala Desi Anwar

 

Oleh Neneng Hendriyani

Sumber berita: goodreads.com

Untuk tetap menjaga dan merawat tubuh agar tetap sehat dan bugar maka kita perlu menanamkan mindset positif dalam otak kita. Semakin sering kita berpikir bahwa semuanya baik dan positif bagi kita maka kita akan semakin sehat dan bugar. Kita tidak akan merasakan sesuatu yang buruk terjadi kepada tubuh dan diri kita sendiri.

Begitu pula saat kita sedang sakit. Pikiran bawah sadar kita lah yang diperlukan untuk menjaga tubuh dan jiwa kita agar tetap sehat dan bugar.

Kita tidak boleh memandang penyakit yang sedang kita derita tersebut sebagai sebuah kutukan. Karena bila kita berpikir demikian maka kita akan semakin sulit untuk sembuh.

Kita harus berpikir bahwa penyakit yang sedang kita derita adalah sebuah berkah yang diberikan sang pencipta kepada kita. Lewat penyakit tersebut kita tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan diri dan tubuh kita sendiri. Kita jadi sadar bahwa apa yang selama ini kita lakukan mungkin salah. Maka itu kita perlu memperbaiki segala sesuatunya yang menimbulkan dampak negatif terhadap tubuh kita.

Dampak negatif yang dialami oleh tubuh biasanya adalah gejala-gejala yang menunjukkan bahwa tubuh kurang sehat dan kurang bugar. Selain itu, bila penyebab datangnya penyakit itu berat maka dampak negatif yang diterima dan dikirimkan oleh tubuh kepada kita adalah berupa penyakit. Berat ringannya penyakit ini tergantung kepada masalah yang kita hadapi sehari-hari. Semakin berat masalah yang dihadapi maka semakin berat penyakit yang diderita. Semakin ringan yang menimpa diri dan tubuh maka semakin ringan pula penyakit yang diderita.

Anggaplah penyakit tersebut sebagai hikmah. Dengan adanya penyakit tersebut maka tubuh mengirim sinyal agar kita berhenti sejenak dari aktivitas berat yang sedang dilakukan. Kita bisa beristirahat dengan tenang dan nyaman. Otak dan pikiran kita kembali rileks. Anggota tubuh lainnya pun kembali tenang tanpa beban. Semua organ dalam pun beristirahat. Semua sibuk memperbaiki diri dari dalam dengan nyaman dan tanpa cemas mengalami gangguan. Dengan cara ini ketika masa pemulihan selesai kita akan mendapati tubuh baru yang lebih fresh, sehat dan bugar. Sebuah tubuh yang siap diajak bekerja sama mencapai semua tujuan kita dengan kondisi yang betul-betul prima.

Kita harus mengurangi kesibukan dan merawat tubuh dengan baik. Dengan begitu tubuh akan kembali pulih, sehat, dan bugar.

Memang pada awalnya menanamkan semua ini dalam benak pikiran kita sulit luar biasa. Namun bila kita melakukannya dengan penuh kesadaran maka semua ini akan mudah diterima. Percayalah, tidak ada yang sia-sia dari semua kejadian yang dialami oleh tubuh kita, walaupun itu hanya sebuah penyakit. Selalu ada hikmah di balik setiap kejadian. Percaya, dan bertawakallah kepada Allah SWT.