Oemji

Seringkali aku merasa kesal tapi tak mampu meluapkannya. Semua ditahan saja di dalam hati. Hanya bisa menarik napas panjang. Lalu berjalan pergi.
Siapa lagi yang bisa membuatku demikian bila bukan kamu. Ya, kamu. Yang sudah merusak karyaku. Ah, kamu yang merasa jumawa mengobrak abrik segala yang kubuat. Berkata ringan seolah tak ada apa-apa. Padahal jauh di sini, aku sungguh kecewa.

Weit, ini bukan soal cinta. Ini soal kamu. Iya, kamu. Ah, kamu yang membuatku tak bisa berkata apa-apa. Selain, terserah.

(Karadenan, 29 Mei 2020)