Seringkali kita tidak sadar ketika kita menjadi penderita trauma. Banyak sekali kejadian yang tidak mengenakkan terjadi dalam kurun waktu tertentu di masa lalu ternyata membuat kita berubah sedemikian rupa. Kita yang awalnya ceria tiba-tiba menjadi pemurung, menarik diri dari kehidupan sosial, dan cenderung apatis.
Kita bahkan tidak sadar ketika merasa bahwa kita sakit kepala karena kurang tidur, banyak pekerjaan, hingga akhirnya rajin meminum obat-obatan pereda rasa sakit untuk waktu yang cukup lama namun sayangnya sakit kepala itu tidak juga kunjung sembuh. Sampailah akhirnya kita mengalami ketergantungan terhadap merk tertentu dengan dosis yang semakin tinggi demi menyembuhkan rasa sakit yang lumayan mengganggu tersebut. Atau, kita yang tiba-tiba kehilangan rasa kantuk sementara jarum jam terus saja bergerak ke kanan dan baru menyadarinya bahwa siaran terakhir dari stasiun televisi favorit telah berakhir sejam yang lalu. atau, kita yang biasanya rutin pup setiap bangun tidur dan tiba-tiba tidak lagi pup sebelum dua minggu berlalu.
Ya, mayoritas dari kita tidak menyadarinya bahwa ternyata semua hal yang terjadi di atas adalah gejala-gejala traumatis yang sedang kita hadapi akibat sebuah peristiwa buruk yang terjadi di salah satu fase kehidupan yang kita jalani.
Trauma adalah reaksi terhadap peristiwa atau pengalaman yang sangat menakutkan atau menyakitkan, baik secara fisik maupun mental. Kejadian traumatis ini bisa berupa pengalaman langsung, menyaksikan kejadian tersebut terjadi pada orang lain, bahkan mendengar cerita tentang kejadian tersebut.
Peristiwa yang dapat mengakibatkan peristiwa trauma di antaranya adalah pernah mengalami (1) kekerasan fisik, seperti pukulan, tendangan, penganiayaan, pelecehan seksual, (2) Kekerasan emosional, seperti dihina, dicemooh, diancam, diintimidasi, (3) Kehilangan, seperti kehilangan akibat meninggalnya orang yang dicintai, perceraian, atau bencana alam, (4) Kecelakaan, seperti kecelakaan kendaraan, atau kebakaran, dan (5) Ketidakamanan, seperti perang, pencurian, kerusuhan.
Semua orang bisa mengalami trauma, tak terkecuali anak-anak. Mereka adalah kelompok usia yang paling rentan terhadap trauma, di samping para dewasa akhir. Gejala traumatis yang mereka alami rerata sama. Yaitu:
- Gangguan emosional: Mengalami kilas balik atau gambaran yang jelas tentang kejadian traumatis secara berulang-ulang, sering mengalami mimpi yang menakutkan terkait kejadian traumatis, mudah merasa was-was, gelisah, cemas, dan sulit rileks, susah fokus (konsentrasi) dan mudah lupa, hilang ingatan, cenderung menghindari tempat, orang, atau hal-hal yang terkait dengan kejadian traumatis, mudah marah, sedih, atau apatis, menjadi lebih tertutup, menarik diri, atau melakukan tindakan destruktif.
- Gangguan fisik: mudah mengalami kelelahan, cepat mengalami sakit kepala, gangguan pencernaan, jantung berdebar, dan tubuh mengeluarkan keringat berlebih dari biasanya.
Gejala traumatis di atas dapat muncul segera setelah peristiwa traumatis terjadi, atau bertahun-tahun kemudian. Gejala-gejala ini dapat berlangsung sebentar atau berkepanjangan, tergantung pada tingkat keparahan trauma dan dukungan yang diterima oleh orang tersebut.