Mengenal Indie Publishing

Oleh Neneng Hendriyani

Buku yang sering bapak dan ibu gunakan di sekolah adalah hasil panjang dari sebuah proses.

Umumnya penulis membutuhkan waktu 1 bulan – 1 tahun untuk menulis 1 buku sebelum menyerahkan ke pihak penerbit.

Penerbit bertugas menerbitkan naskah buku yang diserahkan penulis.

Ada dua macam penerbit. Penerbit mayor dan indie publishing. Penerbit mayor adalah penerbit yang mencetak naskah penulis dengan cara membeli naskah tersebut untuk jangka waktu tertentu. Umumnya lima tahun. Penulis tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun untuk mencetak naskahnya di penerbit ini. Penerbit justeru memberikan royalti (bagi hasil) kepada penulis. Umumnya bagi hasil yang diberikan sebesar 5-10% per eksemplar.

Sementara itu indie publishing tidak membeli naskah penulis. Penulislah yang mengirimkan dan meminta indie publishing untuk mencetak naskahnya. Baik penerbit mayor maupun indie publishing sama-sama mencetak naskah dan mengurus ISBN untuk buku yang diterbitkannya.

Yang membedakannya hanya pada letak marketingnya saja. Di indie publishing, penulis lah yang menjual bukunya secara langsung kepada masyarakat. Tidak ada bagi hasil atau royalti penjualan. Namun demikian, laba yang diperoleh penulis umumnya lebih besar daripada yang diperoleh apabila naskah diterbitkan di penerbit mayor.

Mengapa demikian? Hal ini karena penulis bebas menentukan harga jual. Dia tidak perlu memikirkan memberi laba kepada pihak penerbit.

Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah apabila ingin mencetak naskah buku di indie publishing penulis harus menyiapkan sejumlah uang untuk mengurus beberapa hal sebagai berikut. Yaitu, ISBN, lay out, editing, desain cover, cetak cover, dan cetak isi. Selain itu penulis pun harus membangun brand dan jejaring marketing sendiri.

Lalu keuntungannya selain bisa menjual semau penulis adalah penulis bebas memilih desain cover. Biasanya pihak indie publishing memberikan minimal dua pilihan cover. Penulis memilih yang paling disukainya. Selain itu apa pun genre tulisan dan kualitas tulisan tidak mempengaruhi keputusan pihak penerbit. Karena di indie publishing semua naskah bisa diterbitkan. Tidak ada kata penolakan seperti di penerbit mayor.

Nah, kalau Bapak dan Ibu mau mencetak naskah buku di penerbit mayor Bapak dan Ibu harus melakukan sejumlah langkah yang lumayan bikin kepala pusing. Pertama, analisis pasar. Pelajari jenis tulisan (genre) Yang sedang booming. Tulislah tentang genre yang booming tersebut. Kedua, pastikan naskah yang ditulis sudah sesuai dengan visi misi pihak penerbit. Jangan sampai salah kirim naskah. Ketiga, pelajari gaya selingkung penerbit. Sebagus apa pun naskah yang dimiliki bila tidak memenuhi gaya selingkung penerbit maka dipastikan naskah tersebut tidak layak cetak. Tidak layak cetak berarti tidak layak terbit. Keempat, pastikan tulisan Bapak dan Ibu sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bila tidak, maka mimpi menerbitkan buku di penerbit mayor bisa kandas. Kelima, perbanyak kesabaran. Biasanya waktu menunggu keputusan editor mengenai layak tidaknya, diterima tidaknya naskah Bapak dan Ibu bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Nah, sudah ada gambaran mau menerbitkan buku di mana?

(Bogor, 9 Januari 2021)
(#9Januari_AISEIWritingChallenge)

Lomba Pertama


(Hapiah Wardah)

Bagaimana rasanya mendampingi anak lomba? Bagaimana meyakinkan diri bahwa anak yang kini jauh itu bisa mengikuti lomba dengan baik? Bagaimana seorang ibu yang terlanjur “nyemplung” ke dunia aksara ini meyakinkan diri bahwa buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya?

Sungguh ini adalah pengalaman pertama yang sangat mendebarkan. Rasanya tak percaya akhirnya aku mendaftarkan buah hatiku mengikuti lomba bahasa dan sastra yang disponsori oleh Badan Bahasa, BJB, BNI, perusahaan air minum, dan perusahaan kosmetik tersebut.

Gadis kecil yang sangat mirip denganku itu memang pecinta novel. Aku membesarkannya dengan tumpukan novel kelas berat untuk anak seusianya. Apa yang aku baca itu lah yang ia baca. Aku tak memilih genre khusus untuknya. Maka tak mengherankan bila ia tumbuh dewasa dengan cepat. Ia banyak belajar dari alur cerita kisah novel-novel sejarah, roman, dan petualangan.

Aku tak pernah mengkhawatirkan pergaulannya selama ini. Karena ia hanya bergaul dengan buku-buku saja di rumah. Memang sangat aneh kedengarannya. Tapi itu lah caraku mendidik dan menjaganya. Ia hanya keluar rumah dengan aku, Papa atau Antenya.

Kini anak yang mulai remaja itu sedang berjihad menghafal kalamullah Al Quran. Di bawah bimbingan para ustazah dan ustaznya aku yakin ia baik-baik saja.

Pun, kini saat aku mencoba menantang diriku sendiri akan kemampuannya aku yakin ia baik-baik saja. Ia yang tak pernah berkata tidak dan menyerah sebelum waktunya tiba itu tertawa sumringah saat aku mengabarinya soal lomba Labasa 2 via gawai ustazahnya. Aku melihat rona bahagia di wajahnya. Wajah yang selalu kurindu tiap waktu.

Dengan segala keterbatasan karena jarak dan fasilitas, aku mengupayakan ia siap mengikuti lomba Labasa 2 ini. Dengan bantuan dan bimbingan Ustazah Mimi dan Ustazah Ita aku yakin ia bisa.

Apapun hasilnya nanti aku menerimanya. Inilah dia putriku. Putri kebanggaan suamiku.

Semoga Allah selalu menjaga dan memberkahinya di mana pun ia berada.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10218427579030072&id=1511622608

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10218427571749890&id=1511622608

@mpk.osissmafour_
@sman_4cibinong
#labasa2kabumi
#sman4cibinong
#mpk.osissmafour
#labasa2020
#lombabahasadansastra
#smptarnis_official
#Day6AISEIWritingChallenge
#gareulis_gln_jawabarat
#smafour

Tetap Menulis di Tengah Kesibukan

Oleh: Neneng Hendriyani

Menulis memang kegiatan yang mengasyikkan. Dengan menulis semua ide yang berterbangan di kepala bisa dicurahkan dalam bentuk tulisan yang bermanfaat bagi sesama. 

Dengan tetap menulis kita pun bisa menjaga kesehatan diri kita dari kejenuhan terhadap sesuatu. Mengapa bisa demikian?

Hal ini disebabkan semua uneg-uneg dan perasaan yang menekan jiwa kita menguap bersama rangkaian kata demi kata yang kita tuliskan.

Nah bagaimana bila kemudian kita begitu sibuk dan tidak bisa menulis serutin biasanya?

Banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk tetap menjaga mood menulis. Berangkat dari pengalaman pribadi, hal yang termudah adalah dengan kembali mengingat niat awal terjun menjadi penulis.

Dengan mengingat kembali alasan mengapa ingin menjadi penulis dan menulis maka secara sadar kita akan kembali menulis, tak peduli betapa lelah dan capainya kita seharian bekerja kita pasti bisa menyempatkan diri untuk menulis.

Kedua, dengan membuat outline yang jelas. Terkadang saking sibuknya dengan pekerjaan utama baik di dalam maupun di luar rumah kita lupa untuk melanjutkan kegiatan menulis cerpen, cerbung atau novel yang sedang digarap. Bila sudah begitu maka tulisan yang sudah dimulai beberapa waktu ke belakang akan menjadi sia-sia dan terabaikan begitu saja. Untuk kembali mengingatkan kita sudah menulis apa dan mau melanjutkan apa maka kita perlu melihat outline yang sudah dibuat sebelumnya. Dengan begitu jalan ceritanya akan “nyambung” kembali dan enak dibaca.

Ketiga, membuat daftar agenda kegiatan. Ini adalah langkah yang sering saya lakukan untuk menyiasati terbatasnya waktu yang dimiliki. Segudang pekerjaan dan sempitnya waktu membuat kita tak mampu memilih mau mengerjakan apa terlebih dahulu, bukan? Nah, dengan mencatat semua agenda di buku agenda atau di catatan smartphone maka kita bisa melihat dan menyiasatinya. Kita bisa mengerjakan kegiatan yang memang wajib dikerjakan sambil memikirkan ide tulisan yang akan dikerjakan.

Nah, selamat mencoba salah satu tips di atas.

(Karadenan, 8-7-2020; 19:46 wib)

Alih Kode dan Campur Kode: Strategi Siswa Berbicara Bahasa Inggris

Alih Kode dan Campur Kode: Strategi Siswa dalam Berbicara Bahasa Inggris
Penulis: Neneng Hendriyani
ISBN 978-602-6707-97-0
Editor: Nining Suryaningsih
Penata Letak: Handoko
Desain Sampul: @kholidsenyum
Copyright © Pustaka Media Guru, 2017
viii, 58 hlm, 14,8 x 21 cm
Cetakan Pertama, Juli 2017
Diterbitkan oleh
CV. Cipta Media Edukasi
Jl. Dharmawangsa 7/14 Surabaya
Website: www.mediaguru.id

Buku ini ditulis berdasarkan thesis yang disusun penulis dengan judul CODE SWITCHING AND CODE MIXING IN
STUDENTS LANGUAGE LEARNING IN ENGLISH AT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIBINONG BOGOR Pada Program Pascasarjana UHAMKA Jakarta tahun 2013.

Buku ALIH KODE DAN CAMPUR KODE: STRATEGI SISWA DALAM BERBICARA DALAM BAHASA INGGRIS ini ditujukan untuk para Guru bahasa Inggris agar dapat mengenali faktor penghambat dan pendukung keberhasilan berbicara siswa dalam bahasa Inggris. Sehingga diharapkan setelah membacanya guru dapat semakin mendorong siswa untuk menguasai kemampuan berbicara (speaking) siswa terutama di SMK.

Buku Alih Kode dan Campur Kode ini membahas tentang berbagai jenis Alih Kode (code switching) dan Campur Kode (code mixing) yang kerap kali mempengaruhi siswa dalam belajar speaking di kelas Bahasa Inggris.

Dengan mengetahui berbagai jenis peralihan ini guru dapat mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi di kelasnya. Terutama speaking class.

Daftar Isi
Kata Sambutan iv
Kata Pengantar vi
Daftar Isi viii
Bab I Kondisi Perkembangan Bahasa Inggris Di SMK 1
Bab II Strategi Siswa Belajar Bahasa Inggris 9
Bab III Alih Kode Dan Campur Kode 15
Bab IV Peran Alih Kode Dan Campur Kode dalam Kemampuan Berbicara Siswa SMK 35
BAB V Solusi Guru 41
Daftar Pustaka 47
Profil Penulis 56

Pada dasarnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau vokasi setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) dan paket C baik umum maupun kejuruan. Yang membedakannya adalah SMK merupakan lembaga pendidikan yang menitikberatkan pada pendidikan kejuruan yang berbasis kebutuhan dunia usaha dan industri. Hal ini dikarenakan lulusan SMK ditujukan sebagai tenaga siap kerja pada berbagai bidang usaha dan industri baik yang berbasis teknologi industri, bisnis manajemen, perikanan, kelautan, kecantikan dan lain sebagainya.

Untuk mendukung tujuan tersebut maka pembelajaran di SMK difokuskan pada keahlian kompetensi yang harus dikuasai siswa dengan baik. Contohnya, siswa yang belajar pada kompetensi keahlian teknik gambar bangunan harus menguasai kompetensi simulasi digital, mekanika teknik, ilmu ukur tanah, desain interior, desain eksterior, menggambar
dengan perangkat lunak, gambar teknik, rencana anggaran biaya, dan lain-lain. Begitu juga dengan siswa yang belajar
pada kompetensi keahlian teknik otomasi industri harus menguasai kompetensi merakit listrik, panel listrik erancang program scada, dan lain sebagainya. Hal yang sama dapat ditemukan pada siswa jurusan kompetensi keahlian teknik konstruksi kayu yang juga dituntut menguasai dasar-dasar pengamplasan yang baik, mengenal beragam model furniture dan cara membuatnya, membuat kuda-kuda rumah, memasang keramik, membangun rumah, dan lain sebagainya. Hal di atas diperlukan agar saat siswa lulus dari SMK mereka benar-benar dapat bekerja baik secara mandiri dengan membuka lapangan pekerjaan sendiri atau menjadi tenaga kerja siap pakai pada perusahaan, perkebunan, perkantoran, dan industri yang membutuhkan.

Untuk mendukung hal itu fokus pembelajaran bahasa Inggris sebelum kurikulum 2013 adalah mempelajari language
fokus. Di sini siswa dilatih menggunakan berbagai ekspresi atau ungkapan yang digunakan untuk menyapa orang baik
formal maupun informal, meminta dan memberi bantuan, menawarkan dan meminta jasa, memberikan pendapat, dan
lain-lain.

Setelah kurikulum 2013 diterapkan kompetensi lulusan siswa SMK menjadi semakin kompleks dengan diwajibkannya
memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sama dengan siswa SMK sederajat, yaitu Sekolah Menengah Atas,
Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, Madrasah Aliyah, Madrasah Aliyah Kejuruan, dan Paket C.

Untuk dimensi sikap, lulusan SMK harus memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Untuk dimensi pengetahuan, mereka
dituntut memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Pada dimensi keterampilan, kompetensi lulusan SMK adalah memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Melihat tingginya tingkat pencapaian kompetensi SMK yanga rata-rata berada pada tingkat lima dan enam, serta mempertimbangkan standar kelulusan SMK di atas maka sudah sewajarnyalah jika siswa SMK mampu menguasai bahasa asing dengan baik dan lancar sebagai bahasa kedua mereka disamping bahasa ibu dan bahasa nasional.

Bahasa ibu menurut para ahli adalah bahasa daerah di mana seseorang lahir dan dibesarkan. Menurut Holmes, ,
bahasa daerah (vernacular language) adalah bahasa yang digunakan untuk interaksi sehari-hari, tanpa menyiratkan
bahwa itu adalah satu-satunya bahasa yang hanya tepat dan dapat digunakan secara informal untuk menunjukkan
solidaritas dan identitasnya. Sehingga bahasa daerah digunakan juga untuk komunikasi di rumah dan dengan teman-teman dekat. Sementara Bahasa Nasional adalah bahasa yang resmi digunakan di sebuah negara dan ditetapkan melalui undang-undang dasar.

Bagi kita masyarakat Indonesia, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa pemersatu bangsa sekaligus sebagai bahasa pertama. Bahasa daerah seperti basa sunda, jawa, betawi, batak dan padang adalah vernacular language. Bahasa asing di antaranya bahasa perancis, Mandarin, Jepang, dan Inggris yang marak diajarkan
di bangku-bangku sekolah SMK adalah bahasa kedua.

Bahasa pertama wajib diajarkan di bangku sekolah sejak tingkat taman kanak-kanak hingga universitas. Ia dikenal
dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk bahasa daerah, pemerintah memasukkannya ke dalam kurikulum
sebagai muatan lokal dimana bahasa yang diajarkan di sesuaikan dengan lokasi sekolah tersebut berada; sekolahsekolah di jawa barat mengajarkan basa sunda sebagai mata pelajaran muatan lokal wajib sejak bangku SD hingga SMK sederajat. Sementara bahasa asing diajarkan di bangku sekolah mulai dari perkenalan kosa kata sejak di TK hingga universitas.

Seperti yang telah diketahui bersama, bahasa asing yang salah satunya adalah bahasa Inggris adalah lingua franca saat ini. Seluruh masyarakat dunia menggunakan bahasa ini tak hanya dalam bentuk tulisan namun juga lisan dalam bentuk komunikasi sehari-hari melalui email, blog, surat bisnis, dan lain sebagainya. Negara-negara yang bukan pengguna bahasa tersebut berbondong-bondong memaksa warga negaranya untuk mempelajari bahasa itu di lembaga-lembaga
pendidikan yang dibangun di wilayahnya.

Untuk pembelian klik disini:
Https://bit.ly/Bumori53

Setangkup Rindu Dari Masa Lalu

Setangkup rindu dari masa lalu Neneng Hendriyani CV Situseni 978-602-5434-34-1

Setangkup Rindu Dari Masa Lalu adalah kumpulan buku antologi puisi pertamaku. Tema puisi di buku ini adalah kisah cinta antar Hayam Wuruk dengan Dyah Pitaloka.
Cinta yang hadir di antara kepentingan politik dan hidup bernegara selalu menimbulkan lara yang dalam.
Tiada yang lebih berarti selain kesetiaan kepada negara dan tanah air. Untuk hal yang satu ini, terpaksa cinta dikorbankan.

Cinta yang suci, berbalut kehormatan adalah napas dari isi puisi dalam buku ini. Cinta yang tak selamanya harus dimiliki dalam satu perjalanan hidup anak manusia. Cinta yang selalu membutuhkan pengorbanan, juga harapan yang membentang. Cinta yang ceritanya tak akan mudah terlupakan.

Seluruh puisi yang ditulis dalam waktu singkat ini seluruhnya berisi kisah tentang Hayam Wuruh – Dyah Pitaloka. Sebuah kisah klasik yang jarang disentuh para penyair, sarat dengan nilai sejarah dan hikmah.

Mau pesan? Klik di sini ya
Https://bit.ly/Bumori53

Bogor: Peninggalan Sejarah Dari Masa Ke Masa

Bogor: Peninggalan Sejarah dari Masa ke Masa
ISBN 978-602-5434-07-5
Penulis: Neneng Hedriyani, M.Pd.
Penyunting: Ésép M Zaini
Tata Sampul:
Tata Isi: Ésép M Zaini
Pracetak:
Cetakan Pertama: Agustus 2017
Penerbit
Hendriyani, Neneng
Bogor: Peninggalan Sejarah dari Masa ke Masa/ Neneng
Hedriyani, M.Pd.; editor, Ésép M Zaini -cet. 1-, 2017
ukuran: 14.8 x 21
jumlah halaman: xii + 236

Mengunjungi Bogor di musim liburan sekolah ini adalah pilihan yang tepat bagi Anda yang memiliki anak-anak masih sekolah. Selain Kebun Raya Bogor, anda juga perlu membawa anak-anak ke seluruh musim yang ada di kota Bogor ini. Sebut saja, Musium Perjuangan, Musium Zoologi dan Musium PETA.

Buku ini pun dapat diakses di National Library of Australia

Ayo ajak anak-anak Anda belajar sejarah langsung ke lokasinya.

Untuk pembelian klik disini ya:
https://bit.ly/Bumori53

Janji Firly

Janji Firly
Penulis: Neneng Hendriyani, M.Pd.
Penyunting: Y. Nugraha
Tata Sampul: Sulthan
Pracetak: Tim SKB Graphic
Cetakan Pertama: Oktober 2017
Penerbit
SituSeni
Jalan Peta – Jalan Sukamulya
Kp. Sukamulya Dalam II No.21
RT. 06/09, Kel. Sukaasih
Kec. Bojongloa Kaler
Bandung 40233
Telepon: 089530021438
Surel: situseni.net@gmail.com
Website: situseni.com

Di novel Janji Firly ini, jatuh cinta tak selamanya indah. Juga tak selamanya bermandi air mata. Jatuh cinta adalah hal yang lumrah terjadi. Kesannya tak akan pernah hilang meskipun kisahnya tak lagi berulang. Sebagai orang tua janganlah bersikap egois saat anak tercinta baru mengalaminya. Biarkan ia mengalaminya. Biarkan berjalan apa adanya. Toh, takdir dan jodoh tak ada yang bisa mengendalikan selain Tuhan.

Kisah ini ditulis sebagai upaya sadar yang dilakukan penulis dalam rangka menyampaikan perasaannya tentang cinta yang tak sampai. Kegagalan si tokoh utama dalam cerita ini adalah pelajaran yang sangat berharga yang dapat dipetik oleh seluruh orang, terutama orang tua.

Bagaimana campur tangan orang tua dalam mendidik, membesarkan dan menentukan jodoh anaknya adalah hal yang perlu dikritisi pada zaman sekarang ini. Bukan tidak mustahil seluruh pengalaman buruk yang mereka alami sebelumnya secara tidak sadar dijadikan alasan dalam mengambil keputusan yang tidak bijaksana. Hubungan yang harmonis antara anak dan orang tua hanya bisa dicapai apabila ada keselarasan cara berpikir dan cara pandang terhadap hal yang sama. Apabila terdapat perbedaan dalam memandang sesuatu hal yang dianggap penting, kesediaan kedua belah pihak untuk mendiskusikannya adalah langkah tepat yang perlu dan harus diambil demi menyelamatkan hubungan yang harmonis tersebut.

Anak manusia seringkali diibaratkan sebagai anak panah. Kemana ia akan melesat tergantung kepada
busur yang melepaskannya. Maka, menjadi orang tua yang bijak adalah sebuah hal yang sejatinya harus
dimiliki siapapun yang bertitel orang tua.

Untuk pembelian klik disini:
Https://bit.ly/Bumori53